Penerapan SDGs Melalui Pendekatan Budaya: Undiknas di Pesta Kesenian Bali 2024
Denpasar – Dalam rangka mendukung Pesta Kesenian Bali 2024, Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas) turut berpartisipasi melalui Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Taksu Abhinaya dan Bandha Iswari. Pada tanggal 3 Juli kemarin, kedua UKM tersebut menampilkan tiga tarian yang memukau di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Art Center. Puncak dari penampilan mereka adalah pementasan Fragmentari Widya Mahottama, yang menyampaikan pesan penting tentang pengetahuan dan nilai-nilai kehidupan.
Tarian Fragmentari Widya Mahottama menggarisbawahi pentingnya pengetahuan sebagai bekal utama dalam menjalani kehidupan. Dalam pementasan ini, diperlihatkan bahwa tidak semua yang dianggap benar selalu baik untuk diri kita. Setidaknya, manusia harus mengetahui apa yang layak untuk dilakukan. Tokoh utama dalam tarian ini adalah Gusti Ayu Rapeg, seorang perempuan Bali yang menjadi teladan dalam perjuangannya melawan penjajah, serta membangkitkan peran perempuan, kesenian, dan ekonomi di Bali.
Gusti Ayu Rapeg adalah simbol dari semangat dan keteguhan hati. Ia mengajarkan bahwa pengetahuan dan kesadaran diri adalah kunci untuk menghadapi tantangan hidup. Melalui kisahnya, Undiknas ingin menginspirasi bahwasannya setiap individu, baik laki-laki maupun perempuan, memiliki potensi untuk berjuang dan memberikan dampak bagi sekitarnya.
Universitas Pendidikan Nasional dengan tagline “Techno Research-preneur” menunjukkan komitmennya dalam menciptakan generasi intelektual yang aktif dalam teknologi, riset, dan berwirausaha. Misi ini tercermin dalam berbagai kegiatan akademik dan ekstrakurikuler, termasuk partisipasi dalam Pesta Kesenian Bali. Undiknas terus berusaha membentuk mahasiswa yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga kreatif dan inovatif dalam berbagai bidang.
Dalam pementasan Fragmentari Widya Mahottama, konseptor I Kadek Rian Prayana, S.A.P., M.A.P., yang juga merupakan dosen di Undiknas, melalui karyanya menyoroti salah satu tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), yaitu kesetaraan gender. Menurutnya, “Tidak ada tembok pemisah antara laki-laki dan perempuan, semua layak berjuang dalam hidupnya, semua mampu saling menginspirasi dan semua layak dibanggakan, perempuan maupun laki-laki.” Pesan ini sangat relevan dalam konteks pembangunan berkelanjutan, dimana kesetaraan gender merupakan salah satu pilar utama.
Kesetaraan gender bukan hanya tentang memberikan hak yang sama bagi laki-laki dan perempuan, tetapi juga tentang menciptakan kesempatan yang setara dalam berbagai aspek kehidupan. Melalui Fragmentari Widya Mahottama, perlu kita sadari betapa pentingnya menghargai peran dan kontribusi setiap individu, tanpa memandang jenis kelamin.
Partisipasi Universitas Pendidikan Nasional dalam Pesta Kesenian Bali 2024 menunjukkan bagaimana budaya dapat menjadi sarana yang efektif untuk pendidikan dan inspirasi. Melalui seni tari, nilai-nilai penting seperti pengetahuan, kesetaraan gender, dan perjuangan hidup dapat disampaikan dengan cara yang menyentuh dan mempengaruhi penonton. Seni dan budaya memiliki kekuatan untuk menjembatani berbagai perbedaan dan menyatukan masyarakat dalam memahami dan mendukung tujuan bersama.
Pesta Kesenian Bali 2024 ini juga menjadi moment bagi Universitas Pendidikan Nasional menunjukkan komitmennya dalam mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan melalui pendekatan budaya. Melalui pementasan Fragmentari Widya Mahottama, tidak hanya menampilkan keindahan seni tari, tetapi juga menyampaikan pesan penting tentang pengetahuan, kesetaraan gender, dan peran perempuan dalam masyarakat.