Kemacetan dan Dampak Ekonomi Biaya Tinggi
Pusat-pusat Kawasan ekonomi, menjadi daya tarik bagi masyarakat untuk beraktifitas secara ekonomi, tentu dengan beragam tujuan, baik itu berjualan, berinvestasi, berbelanja, sekedar nongkrong,Ā healing, dan tujuan lainnya. Seperti diketahui, dengan pengembangan kawasan ekonomi menyebabkan lalu lintas kendaraan semakin padat,Ā traffic jamĀ merayap dan kadang menyebabkan tingkat stress yang tinggi bagi pengguna jalan.
Memang, tidak hanya Kawasan ekonomi saja menyebabkan kemacetan, beberapa kasus kemacetan disebabkan oleh penutupan jalan, adanya kegiatan keagamaan, kegiatan kedinasan, pengguna yang padat karena aktifitas yang melibatkan masyarakat banyak, insiden tertentu dan kegiatan lain yang mengambil badan jalan.
Disamping itu kemacetan juga disebabkan oleh persoalan pengguna jalan yang tidak disiplin, tidak tertib, tidak cakap dalam berkendara, perilaku lawan arus, parkir liar, dan pemahaman yang kurang terhadap rambu lalu lintas, kemacetan lalu lintas juga disebabkan oleh jumlah kendaraan yang berlebih,Ā over load, jika dibandingkan dengan ruas jalan yang ada. Malahan kalau kita cermati satu keluarga (satu rumah), bisa memiliki kendaraan lebih dari 4 (empat), terjadi ketidakseimbangan antara jumlah kendaraan dengan ruas jalan yang tersedia. Demikian pula Bali, jumlah kendaraan yang ada terlalu banyak, jika dibandingkan dengan populasi penduduk Bali.
Lebih lanjut, kemacetan lalu lintas (transportasi), apalagi infrastrukur jalan yang hancur, berlubang, akibat banjir, dan jalan rusak berakibat juga pada kerugian-kerugian secara ekonomi. Salah satunya adalah pengiriman barang, distribusi barang dari satu tempat ke tempat yang lain, ketika macet, ada kerugian biaya yang lebih tinggi, akibat penggunaan Bahan Bakar Minyak yang lebih banyak, waktu tempuh perjalanan yang lebih lama.
Penulis ambil contoh pengiriman cabe yang berasal dari Jawa dikirim menuju pasar-pasar di Bali, jalan yang dilalui mengalami kemacetan berjam-jam, jalan rusak dan butuh waktu lama. Kecenderungan sampai ke konsumen akhir akan mengalami kenaikan. Ada biaya yang dikeluarkan oleh pengirim, penggunaan BBM yang lebih banyak, berimbas ke pedagang besar, pedagang kecil dan tentu ke konsumen akhir. Kalau hal ini terjadi terus menerus dan berlangsung lama akan menimbulkan kenaikan-kenaikan harga secara simultan terhadap produk lain, serta beresiko terhadap peningkatan inflasi.
Hal lainnya tentu menyangkut produktifitas kerja pegawai yang semakin turun, akibat jalanan macet, terlambat datang ke tempat kerja, dengan skala besar tentu memberi dampak yang tidak baik. Bisa dihitung berapa kerugian ekonomi yang terjadi di Bali, akibat kemacetan, pemborosan BBM, waktu tempuh lebih lama, dan tentu biaya operasional jadi bertambah, serta tanpa disadari kemacetan lalu lintas berdampak pada biaya ekonomi menjadi lebih tinggi. Sinergisitas pemerintah, swasta dan masyarakat dalam menuntaskan prioritas persoalan kemacetan yang terjadi di Bali, atensi dan upaya dalam memperbaiki kualitas hidup masyarakat Bali. Disamping persoalan lainnya seperti masalah sampah, pengangguran dan kesenjangan sosial ekonomi masyarakat dan dampaknya. Astungkara tuntas!! *
Penulis Prof. Dr. Ir. Nyoman Sri Subawa, Rektor Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas)
Sumber: https://balinusra.com/kemacetan-dan-dampak-ekonomi-biaya-tinggi/